Kamis, 14 Juli 2011

MUI Minta Aparat Bergerak

>> Segera Lakukan Razia Lokalisasi

DUMAI (VOKAL) – Memasuki Bulan suci Ramadhan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai meminta agar aparat berwenang menertibkan tempat –tempat maksiat yang dianggap meresahkan masyarakat, terutama menjelang masuknya bulan suci Ramadan 1432 H mendatang.

“Saya meminta kepada aparat terkait untuk bisa melakukan tindakan penertiban jika memang telah meresahkan masyarakat,” ujar Ketua MUI Kota Dumai, Roza’I, kepada Vokal khamis (13/7)

Melalui penertiban tempat-tempat lokalisasi tersebut, Roza’i berharap situasi kota Dumai menjadi lebih kondusif, tidak terganggu oleh tempat maksiat yang kerap mengundang dan mempengaruhi warga yang tengah melakukan ibadah.

“Apalagi kita sudah memasuki bulan Syaban, artinya sebentar lagi masuk bulan Ramadan, sehingga perlu dipersiapkan diri untuk memasuki bulan mulia tersebut,” papar Roza’i.

Selain itu Roza’i juga meminta kepada orang tua untuk lebih komunikatif terhadap anak agar jangan memberikan uang jajan untuk membeli petasan yang dapat mengganggu masyarakat.

“Orang tua jangan mengikuti keinginan anak untuk membelikan petasan, ataupun barang lain sejenisnya, sebab sia-sia dan mubazir, lebih baik uang tersebut dipergunakan untuk keperluan belajar dan membeli buku juga alat tulis, ataupun hal bermanfaat lainnya,” ujar Roza’i.

Dia menambahkan, memasuki bulan Syaban ini, kepada kaum muslimin dan muslimat diimbau untuk mengisi bulan Syaban dengan amalan-amalan puasa sunah. “Karena jika kita melaksanakan amalan-amalan ibadah puasa sunah di bulan Ramadan, kita dilaporkan kepada Allah SWT oleh malaikat-malaikat pencatat amal, oleh karena itu Rasulullah SAW banyak melakukan puasa pada bulan ini,” seru Roza’i.

Keutamaan Syaban lainnya seperti disampaikan Rasulullah SAW, yang menurut penilaian para ahli hadits termasuk hadits yang shahih. “Bahwa Abdullah bin Abi Qais telah mendengar Aisyah berkata, Termasuk bulan yang paling disukai Rasulullah untuk melaksanakan puasa adalah bulan Syaban, lalu beliau menyambungnya dengan bulan Ramadan,” sebut Roza’i.

Mengenai petasan dari pantauan Vokal suara petasan mulai terdengar di beberapa kawasan, di antaranya di kawasan Jl Sudirman, Jl, Sukajadi, Jl,Sultan Syarif Kasim. Mereka yang bermain petasan sebagian besar anak-anak dan remaja. Mereka melemparkan petasan tanpa memedulikan keselamatan pengguna jalan lain. Namun sayangnya belum diketahui tempat penjualan bebas petasan tersebut.

Sejumlah warga terutama para pengendara mengeluhkan petasan. Sebab kebanyakan anak-anak meledakkan petasan dengan melemparkan ke jalan, saat ada kendaraan yang melintas. Selain suara ledakannya yang mengagetkan, petasan juga dikhawatirkan menimbulkan dampak buruk yang merugikan.

“Anak-anak bakar mercon di mana-mana. Melempar petasan ke tengah jalan,” terang Sophan (26), yang mengaku kaget ketika petasan meledak saat melintas dengan sepeda motornya.

Dia mengkhawatirkan jika ini terus dibiarkan berlanjutnya. Selain berdampak pada kebisingan juga dapat berakibat buruk memicu kebakaran. “Aparat terkait harus mengantisipasi dengan cepat,” harapnya.

Kendati suara petasan sudah terdengar, polisi hingga kemarin belum melakukan tindakan merazia para pedagang.(egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar