Minggu, 22 Mei 2011

Terjangan Abrasi di Sungai Dumai Hingga 45 Meter

Foto: Sungai Dumai kian terlihat melebat akibat Terjangan abrasi
DUMAI (KRIMINAL) - Sungai Dumai yang membelah daratan di Kota Dumai, Riau, hingga menjadi dua bagian yakni Barat dan Timur saat ini terus melebar tergerus terjangan abrasi hebat hingga 45 meter, kata Ketua Pecinta Alam Bahari Dumai, Darwis Mhd Saleh, Minggu (22/5).

Hebatnya terjangan abrasi di Sungai Dumai disebabkan banyaknya sejumlah kapal besar berdaya angkut ratusan bahkan ribuan ton yang "merayap" masuk melintasi alur sungai Dumai, kata Darwis.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Bayangkan, sungai Dumai yang tadinya hanya selebar 10-15 meter, saat ini sudah mencapai 50-60 meter, akibat terjangan abrasi," kata dia.

Selain kapal besar, juga karena gerusan abrasi yang membuat minimnya tanaman bakau bersejarah yakni bakau belukap atau "riizophora mucronata" yang tadinya membudidaya di alur sungai Dumai.

"Kita sangat mengharapkan dukungan pemerintah setempat agar ada pembatasan terhadap kapal-kapal yang masuk dan beraktivitas di sungai Dumai. Karena jika secara terus-menerus kapal bermuatan diatas 100 ton melintasi sungai Dumai, maka tingkat gerusan akan semakin deras," jelasnya.

Kondisi tersebut, kata Darwis, sudah barang tentu akan semakin menenggelamkan bakau belukap yang memiliki sejarah atau legenda "Putri Tujuh".

Legenda Putri Tujuh menurut cerita masyarakat setempat, merupakan legenda atau sejarah terbentuknya Kota Dumai.

Darwis mengungkapkan, saat ini di kota Dumai terdapat lebih sembilan pelabuhan yang masih aktif disinggahi oleh kapal-kapal besar pengangkut barang impor.

Menurut dia, sejumlah pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan tikus yang tidak memiliki izin operasi alias ilegal.

"Tapi entah apa sebab, pemerintah setempat seperti Dinas Perhubungan dan polisi tidak tahu menahu, mereka terkesan `tutup mata," ungkapnya.

Penelusuran Koresponden Kriminal di Dumai menyebutkan, saat ini di sepanjang alur Sungai Dumai tercatat ada sekitar sembilan pelabuhan tikus yang biasanya dimanfaatkan oleh sejumlah importir untuk menyelundupkan berbagai barang ke Indonesia.

Salah satunya, yakni Pelabuhan Sungai Beruang di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai. Kemudian Pelabuhan Sungai Kemeli dan Pelabuhan Arang di Kelurahan Mundam, yang juga di Kecamatan Medang Kampai.

Pelabuhan lainnya yakni Pelabuhan Tanjung Palas, Kelurahan Tanjung Palas dan Pokala di Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai Barat.

Sementara empat pelabuhan tikus di sungai Dumai lainnya meliputi Pelabuhan TPI Lama, Petak Panjang, Sungai Dumai, Pelabuhan Nasir serta Pelabuhan Ayan, berada di Kecamatan Dumai Timur.

Sejumlah pelabuhan tikus tersebut dikabarkan mulai berdiri sejak belasan tahun silam dan hingga sekarang masih aktif dimanfaatkan sebagai jalur transit barang selundupan seperti pakaian bekas, elektronik bahkan minuman keras.

Kapal-kapal yang kerap menyusup singgah di sejumlah pelabuhan tikus ini juga memiliki daya angkut diatas 200 ton. Aktifitas mereka terus marak tanpa ada tindakan tegas pemerintah dan aparat kepolisian setempat.(egy/ant)

NII Diduga Pengaruhi Pelajar SMP dan SMA

DUMAI (KRIMINAL) - Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) diduga telah mempengaruhi sejumlah pelajar tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menegah atas (SMA) di Kota Dumai, Riau.

Kepala Kantor Kementerian Agama Dumai, Darawi, kepada Kriminal Minggu (22/5) mengatakan, dugaan masuknya doktrinisasi NII ke kalangan pelajar dini diketahui dari laporan beberapa yayasan dan lembaga pendidikan yang ada di sana.

"Walau semuanya belum terungkap atau terbukti secara jelas, namun ada baiknya kita waspada terhadap jaringan politik ini," katanya.

Sementara pada kesempatan terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Dumai, Roza`i Akbar menambahkan, gerakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan NII itu merupakan gerakan yang sesat karena mencampuradukkan agama dengan politik.

"Untuk itu, sebaiknya kalangan pelajar dini yang menjadi incaran komunitas NII ini, sebaiknya waspada dan terus menguatkan iman dan takwa agar terhindar dari doktrinisasi menyesatkan," jelasnya.

Selain itu, kata dia, para orang tua maupun guru pengajar di sekolah juga sebaiknya tidak henti mengawasi dan mengarahkan muridnya untuk waspada terhadap sejumlah orang, baik kerabat atau pun orang tak dikenal yang mencoba masuk ke dalam kepribadian.

"Hal ini karena saya dengar-dengar, ternyata mereka yang mengajak untuk masuk ke NII atau yang melakukan doktrinisasi merupakan dari kalangan terdekat korban," katanya.

Karena itu, menurut Roza`i, tidak ada salahnya para siswa pelajar dini baik yang setingkat SMP maupun SMA, mewaspadainya.

"Selain orang tua dan guru, sebaiknya juga pemerintah setempat segera mensosialisasikan waspada NII ke sejumlah kalangan masyarakat. Hal ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin," imbuhnya.(egy/ant)

Jembatan Roboh Takkunjung Di perbaiki

Foto: Kondisi Jembatan Yang Takkunjung Di Perbaiki Pemko Dumai
DUMAI (VOKAL) - Jembatan yang roboh akibat diterjang banjir saat hujan deras mengguyur kota Dumai sekitar 1 bulan yang lalu,yang bertempat di Kelurahan Bukit Datuk, hingga kini tidak kunjung diperbaiki.

Hingga kini Jembatan penghubung dua kelurahan yaitu kelurahan Bumi Ayu dan Kelurahan Bukit Datuk, yang roboh diterjang banjir akibat sungai tidak mampu menampung curuhan air hujan yang turun sangat deras sekitar sebulan yang lalu, belum ada perbaikan.

Padahal, saat kunjungan Wakil Walikota Dumai DR Agus Widayat dan Dinas PU Kota Dumai, pasca 2 hari robohnya jembatan, wakil walikota Dumai DR Agus Widayat mengatakan agar jembatan segera diperbaiki.

Namun sejak saat itu hingga sekarang, tidak satupun petugas dari pemerintahan Kota Dumai yang datang untuk survey dan melakukan perbaikan jembatan. Padahal jembatan tersebut adalah penghubung dua kelurahan yang notabene fungsi jembatan tersebut sangat vital bagi aktivitas masyarakat.

Bagi warga di Kelurahan Bukit Datuk Lama, fungsi jembatan sangatlah penting. Siswa sekolah memanfaatkan jembatan tersebut untuk tiba ke sekolah, begitu juga pekerja dan pedagang yang selalu menggunakan jembatan sebagai akses tercepat ketujuan

Pantauan Vokal minggu (23/5) ,mendapati warga sangat mengeluhkan kondisi jembatan yang tidak kunjung diperbaiki. Warga berharap agar jembatan segera diperbaiki agar aktifitas warga menjadi lancar.

Zainal,  Ketua RT 01 Kelurahan Bukit Datuk kepada Vokal minggu (23/5) mengatakan,” Jembatan tersebut roboh ketika diterjang banjir saat hujan deras yang mengguyur kota Dumai. Selain derasnya arus sungai, rumput yang hanyut yang banyak berada ditengah sungai juga menjadi penyebab utama robohnya jembatan.”keluhnya.

menurut Zaenal, Dua hari setelah jembatan roboh, wakil walikota Agus Widayat, berkunjung untuk menyaksikan jembatan tersebut, dengan didampingi pihak dinas Pekerjaan Umum atau PU. Agus widayat mengatakan, agar segera dilakukan perbaikan jembatan, namun sampai saat ini tidak ada satupun petugas dari pemerintrahan kota Dumai yang datang untuk mensurvey dan melakukan perbaikan jembatan.”katanya kesal.(egy)

Nasabah Bank Mandiri Tolak Pertemuah Tiga Pihak

Bank mandiri Logo
Tolak Pertemuan Dengan Mantan Karyawan Bank
DUMAI (VOKAL) - Penasehat Hukum atau PH Boy Febriyanto, selaku pengacara korban pembobolan rekening Bank Mandiri, Ahmad Tohar Usman, menolak melakukan pertemuan tiga pihak, atas permintaan kepala Bank Mandiri cabang Sultan syarif Kasim Dumai.

Penolakan tersebut dikarenakan permintaan tersebut aneh dan menimbulkan pertanyaan. Sebab, pihak yang akan dihadirkan terdiri dari, korban yang didampingi pengacara, Bank Mandiri dan mantan karyawan Bank Mandiri. Yang mana menjadi pertanyaan akan keterlibatan mantan karyawan bank mandiri yang diikut sertakan dalam pertemuan tersebut.

Boy Febriyanto, kepada vocal sabtu (23/5) mengatakan,” atas permintaan pertemuan oleh kepala Bank Mandiri, dirinya mengajukan keberatan. Karena, sebagai pengacara korban tidak ada urusan dengan mantayan karyawan tersebut, dan dirinya bukan nasabah bank mandiri.”katanya.

Pertemuan tersebut kata Boy Febriyanto, diajukan oleh kepala bank mandiri setelah, H Ahmad Tohar Usman selaku korban dan Boy Febriyanto sebagai pengacara korban, melaporkan bank mandiri kepolisi atas kehilangan uang didalam rekening bank mandiri. Dimana pihak bank diminta pertanggungjawabannya atas dugaan manipulasi data yang terjadi dilingkungan bank tersebut dan tidak adanya itikad baik dari bank itu sendiri.

Diketahuinya bobolnya rekening nasabah bank mandiri, setelah ada itikad baik dari nasabah bank tersebut untuk segera melunasi hutangnya kepada bank. Namun setelah bernegosiasi dengan pihak CSR bank mandiri Pekanbaru, korban akan memblokir rekeningnya sebesar Rp 85 juta yang disimpan di bank mandiri cabang sultan syarif kasim Dumai. namun stelah dicek oleh CSR pekanbaru, uang tersebut tidak berada direkening korban, sehingga korban melaporkan kasus tersebut kepolisi.

Menurut Boy, “Atas dugaan manipulasi data dilingkungan internal Bank Mandiri dan tidak adanya itikad baik dari pihak Bank Mandiri cabang Sultan Syarif Kasim Dumai, maka kasus ini dilaporkan kepolisi.”jelasnya.

Boy Menambahkan,”Kepala cabang meminta untuk melakukan pertemuan tiga pihak yang terdiri dari korban yang didampingi pengacara, pihak Bank Mandiri dan mantan karyawan Bank Mandiri. Namun permintaan tersebut ditolak, karena menjadi pertanyaan kenapa harus dipertemukan dengan mantan karyawan bank mandiri, dan dalam kasus ini, sebagai pengacara tidak ada urusan dengan mantan karyawan tersebut. Apa keterlibatan mantan karyawan bank mandiri tersebut dalam perkara yang ditanganinya.”terang Pengacara Korban.(egy)