Senin, 06 Juni 2011

Loper VokalTewas Dibuang Dipinggir Jalan


DUMAI(Vokal)--Seorang loper koran yang bekerja di harian Vokal bernama Defiander ( 21) warga
Jalan Sidorejo, Gang Muria, Senin (6/6) sekitar pukul 19.00 WIB ditemukan tewas dan mayatnya
dibuang di Jalan BTN Taman Mina Patra. Saat ditemukan, posisi korban dalam keadaan teletang didalam parit dibawah pohon sawit dan tubuhnya ditutup dengan menggunakan pelepah sawit. Saat diperiksa, pertama tidak ada ditemukan identitas korban.

Pertama kali, korban ditemukan oleh seorang ibu dan anaknya, yang saat itu melintas dipinggir jalan. Atas temuan itu, lalu warga melaporkan kepada pos petugas sacurity Pertamina yang tak jauh dari Tempat kejadian Perkara (TKP). Diduga, korban sengaja dibunuh dan lalu dibuang ditempat itu. Bahkan, korban telah beberapa hari berada ditempat tersebut, sebab dari beberapa bagian tubuh sudah mengeluarkan aroma tidak sedap.

Selain itu ditubuh korban ditemukan beberapa luka seperti tusukan sejata tajam diperut, dan beberapa bagian tubuh korban juga terdapat beberapa luka. Menurut pihak keluarga, korban tidak pulang ke rumah sejak dua hari yang lalu."Sejak malam minggu, dia (korban) keluar dan pulang sebentar. Kemudian sekitar pukul 10.00 malam, dia keluar dengan alasan untuk mengambil gitar,"kata Paman korban Muhamad Safir

Sejak tak pulang itu, lalu pihak keluarga berusaha melakukan pencarian dengan cara menghubungu nomor HP korban, namun sudah tidak aktif. Dari sini, timbul kecurigaan keluarga, dan lalu terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban. Bahkan, keluarga sempat meminta bantuan paranormal dan disebutkan kalau korban berada di Bukit Timah.

Temuan korban telah menjadi mayat oleh keluarga, setelah mendapat kabar dan kemudian pihak keluarga mendatangi kamar mayat RSUD. Dan begitu dilihat ciri-ciri korban, ternyata benar kalau mayat tersebut adalah keponakannya yang telah dua hari menghilang.

Kapolres Dumai, melalui Kasat Reskrim, AKP Devy Firmansyah SIK, yang dikonfirmasi Dumai Pos, kasus ini masih dalam penyelidikan. Berat dugaan, korban sebelumnya dibunuh dan lalu dibuang oleh pelaku di TKP."Kita akan minta keterangan-keterangan saksi kira-kira dengan siapa korban keluar malam itu,"jelas Kasat.

Pantauan Dumai Pos, setelah korban dibersihkan dan di visum, kemudian pihak keluarga langsung membawa korban kerumah duka. Kini, untuk mengungkap pelakunya pembuhan ini, pihak kepolian masih melakukan penyelidikan(egy)

ABG DIPERKOSA LALU DI BUNUH BERSAMA IBUNYA

DUMAI (VOKAL) - Seorang ibu dan anaknya ditemukan tewas berlumuran darah di dalam kamar rumahnya. Kondisi kedua korban sangat mengenaskan. Sekujur tubuh kedua korban penuh dengan luka tusukan. Tragisnya lagi, anak korban sebelum dibunuh diperkosa terlebih dahulu.

Senin 6 Juni 2011, Warga di Kelurahan Bumi Ayu, Jalan TS Saleh II Dumai, digemparkan dengan ditemukannya, Lilis Suryani usia 45 tahun dan anaknya Tianova Risayulbi usia 16 tahun pelajar kelas I di SMA Negeri I Bukit Jin Dumai, di rumahnya, dalam kondisi tidak bernyawa.

Kedua korban pertama kali dijumpai oleh ayah korban yakni Irfa Amris usia 48 tahun, yang baru saja pulang dari luar kota. Irfa Amris yang bekerja di kantor Navigasi Kota Dumai, tiba di rumahnya Minggu malam pada pukul 19:00 WIB.

Setelah berkali-kali memanggil kedua korban yang tidak kunjung mendapat jawaban, Amris pun mencoba mencari kedua korban dengan berkeliling Kota Dumai. Namun hingga pukul 23:00 WIB kedua korban tidak ditemukan.

Amris pun kembali kerumahnya dan melihat sesuatu yang mencurigakan berupa lampu di garasi mobil yang menyala. Padahal biasanya lampu tersebut padam. Kemudian Amris pun memanjat rumahnya untuk melihat yang terjadi dan Amris dikejutkan dengan ditemukannya istrinya Lilis Suryani di tempat tidur dalam kondisi berlumuran darah dengan tangan serta kaki terikat dan tidak bernyawa.

Sementara anaknya Tianova Risayulbi, ditemukan di sudut kamar dalam posisi duduk, dengan puluhan luka tusuk senjata tajam serta pakaian acak-acakan dan dalam keadaan juga sudah tidak bernyawa.

Melihat kejadian ini, Amris melaporkan peristiwa yang terjadi kepada polisi.
Sat Reskrim Polsek Dumai Timur yang menerima laporan tersebut mengamankan Tempat Kejadian Perkara atau TKP dan memasang garis polisi, agar tim identifikasi Polres Dumai dapat melakukan olah TKP.

Dari hasil olah TKP dan Visum, dugaan sementara kedua korban adalah korban perampokan sadis. Sebab, selain luka bekas penganiayaan yang cukup sadis sehingga menewaskan kedua korban, harta milik korban juga dikuras oleh pelaku yang hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Hasil visum juga membuktikan, korban Tianova Risayulbi pelajar kelas I SMA Negeri I Bukit Jin Dumai mengalami pemerkosaan terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh.

Pantauan Riau Televisi, warga banyak menyaksikan jalannya proses olah TKP pihak kepolisian di rumah korban. Sementara di rumah duka di Jalan Sudirman Gang Karya I, ratusan siswa SMA Negeri I Dumai I beserta para guru memenuhi rumah duka. Isak tangis kawan korban yang menyaksikan proses pemakaman mewarnai duka keluarga korban yang sangat dalam.

Walikota Dumai Khairul Anwar juga menyempatkan hadir untuk melihat kondisi korban.
Menurut walikota, perbuatan pelaku adalah tindak pidana yang kejam sekali.
Apa motif pelaku pembunuhan pun belum diketahui.

Walikota mengharapkan pihak kepolisian melakukan upaya penyelidikan maksimal untuk mengungkap kasus ini.
Atas kejadian ini walikota mengingatkan agar masyarakat meningkatkan keamanan, seperti peningkatan siskamling.**

Penyelesaian Proyek PAB Ditangan Walikota


>>menunggu persetujuan surat rekomendasi dari wako
DUMAI (VOKAL) - Kekhawatiran tersandung persoalan hukum menjadi titik berat Pemko Dumai saat ini untuk melunasi pembayaran Proyek Air Bersih. Akibat belum dibayarkan, Pemko Dumai seperti berada pada posisi sulit ditambah adanya desakan sejumlah anggota DPRD Dumai agar pembayaran proyek multiyears tersebut disegerakan.
Namun semua telah berada di tangan walikota Dumai, H Khirul Anwar, sesuai pembahasan rapat rekomendasi yang di laksanakan di lantai tiga gedung walikota Dumai pada senin (6/6) pagi, dalam rapat tersebut di jelaskan semua temuan BPK, dan di bayar atau tidaknya proyek tersebut tinggal menunggu keputusan Wali kotadan semua perlengkapan tersebut telah di tangan pemko Dumai.
Oleh karena itu pihak pemko akan membuat surat rekomendasi untuk wali kota Dumai guna menanggapi kebijakan pengadaan, barang, dan jasa pemerintahan (LKPP) atas konsultasi permasalahan penyelesaian kontrak proyek EPC pembangunan Uprating IPA dari kapasitas 40 L/detik manjadi 80 L/detik, di jalan jendral sudirman.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas PU Kota Dumai, H Zulkifli Said, beberapa waktu lalu jelas-jelas menyebutkan untuk melakukan pencairan pembayaran mengandung resiko tinggi. apalagi realisasi progres kerja yang dilaksanakan tiga rekanan BUMN sarat dengan permasalahan. Seperti adanya kesalahan teknis pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak kerja.
Hal ini menjadi pertimbangan Pemko Dumai untuk bertindak hat-hati. Khawatirnya jika pembayaran proyek tersebut tetap dilakukan dengan kondisi saat ini menjadi perangkap yang dapat masuk kedalam jeratan hukum. Pasalnya dalam penilian terhadap progres kerja perusahaan tersebut sesuai realisasi pekerjaan menyalahi aturan.
"Sejak awal proyek ini sudah salah karena tidak sesuai dengan aturan mekanisme proyek multiyears. Bahkan secara teknis realisasi pekerjaan yang sudah ada belum diketahui pasti ketepatannya. Tentu saja kita tidak berani membayarnya," kata Kadis.
Dalam pelaksanaanya, ternyata dinilai Zulkifli paket proyek air minum tersebut tidak tergambar adanya satu kesatuan terhadap pelaksanaan proyek multiyears.
Ia menilai paket yang dirangkum dalam kegiatan multiyers tersebut terpecah-pecah padahal sesuai aturan dan mekanismenya tidak. Sementara yang ditemukannya dalam satu paket itu, dipecah menjadi tiga paket lain yang menyertainya. Sedangkan masing-masing paket tersebut dikerjakan oleh tiga perusahaan yakni PT Waskita Karya, PT Adhi Karya dan Nindya Karya.
Dirincinya, untuk PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya adalah melakukan pengerjaan terhadap pengadaan jaringan pipa dan sambungan rumah. Saat ini sudah mengalami addendum sampai Mei 2011.
Sedangkan untuk PT Nindya Karya yang mengerjakan pengolahan air juga mengalami perpanjangan masa kontrak sampai sembilan Desember 2010 lalu. Realisasi pekerjaan belum dilakukan opname oleh pihaknya untuk mengetahui kebenaran teknis pelaksanaan pekerjaan.
"Kalau dibayar untuk PT Waskita dan Adhi Karya tersebut yang muncul nantinya adalah proyek pipa bukan air minum. Karena dua perusahaan tersebut hanya mengerjakan istalasi pipa. Kita juga belum mengetahui teknis pekerjaan yang telah dilaksanakan baik Waskita ataupun Adhi Karya tentang kesesuaian spek dan kekuatan pipanya," katanya. (egy)

ABG Diperkosa Lalu Dibunuh Berserta Ibunya


DUMAI (VOKAL) - Seorang ibu dan anaknya ditemukan tewas berlumuran darah di dalam kamar rumahnya. Kondisi kedua korban sangat mengenaskan. Sekujur tubuh kedua korban penuh dengan luka tusukan. Tragisnya lagi, anak korban sebelum dibunuh diperkosa terlebih dahulu.

Senin 6 Juni 2011, Warga di Kelurahan Bumi Ayu, Jalan TS Saleh II Dumai, digemparkan dengan ditemukannya, Lilis Suryani usia 45 tahun dan anaknya Tianova Risayulbi usia 16 tahun pelajar kelas I di SMA Negeri I Bukit Jin Dumai, di rumahnya, dalam kondisi tidak bernyawa.

Kapolr Dumai AKBP. Rudi Abdi Kasenda, Melalui Kasat Reskrim, AKP Defi Firmansyah, kepada wartawan menguraikan,” Kedua korban pertama kali dijumpai oleh ayah korban yakni Irfa Amris usia 48 tahun, yang baru saja pulang dari luar kota. Irfa Amris yang bekerja di kantor Navigasi Kota Dumai, tiba di rumahnya Minggu malam pada pukul 19:00 WIB.
Setelah berkali-kali memanggil kedua korban yang tidak kunjung mendapat jawaban, Amris pun mencoba mencari kedua korban dengan berkeliling Kota Dumai. Namun hingga pukul 23:00 WIB kedua korban tidak ditemukan.

Amris pun kembali kerumahnya dan melihat sesuatu yang mencurigakan berupa lampu di garasi mobil yang menyala. Padahal biasanya lampu tersebut padam. Kemudian Amris pun memanjat rumahnya untuk melihat yang terjadi dan Amris dikejutkan dengan ditemukannya istrinya Lilis Suryani di tempat tidur dalam kondisi berlumuran darah dengan tangan serta kaki terikat dan tidak bernyawa.

”Sementara anaknya Tianova Risayulbi, ditemukan di sudut kamar dalam posisi duduk, dengan puluhan luka tusuk senjata tajam serta pakaian acak-acakan dan dalam keadaan juga sudah tidak bernyawa.”kata kasat.

Melihat kejadian ini, Amris melaporkan peristiwa yang terjadi kepada polisi.
Sat Reskrim Polsek Dumai Timur yang menerima laporan tersebut mengamankan Tempat Kejadian Perkara atau TKP dan memasang garis polisi, agar tim identifikasi Polres Dumai dapat melakukan olah TKP.

Dari hasil olah TKP dan Visum, dugaan sementara kedua korban adalah korban perampokan sadis. Sebab, selain luka bekas penganiayaan yang cukup sadis sehingga menewaskan kedua korban, harta milik korban juga dikuras oleh pelaku yang hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Hasil visum juga membuktikan, korban Tianova Risayulbi pelajar kelas I SMA Negeri I Bukit Jin Dumai mengalami pemerkosaan terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh.”terang kasat.

pantauan Vokal di rumah duka, warga banyak menyaksikan jalannya proses olah TKP pihak kepolisian di rumah korban. Sementara di rumah duka di Jalan Sudirman Gang Karya I, ratusan siswa SMA Negeri I Dumai I beserta para guru memenuhi rumah duka. Isak tangis kawan korban yang menyaksikan proses pemakaman mewarnai duka keluarga korban yang sangat dalam.

Walikota Dumai Khairul Anwar juga menyempatkan hadir untuk melihat kondisi korban.
Menurut walikota, perbuatan pelaku adalah tindak pidana yang kejam sekali.
Apa motif pelaku pembunuhan pun belum diketahui.
Khairul Anwar, Walikota Dumai kepada wartawan mengatakan,”Walikota mengharapkan pihak kepolisian melakukan upaya penyelidikan maksimal untuk mengungkap kasus ini. Atas kejadian ini walikota mengingatkan agar masyarakat meningkatkan keamanan, seperti peningkatan siskamling.(egy)