Senin, 04 Juli 2011

Kabut Asap Berpotensi Menyebabkan Kematian



>> Kwalitas Mencapai Angka paling berbahaya di 2011
DUMAI (VOKAL) – Kwalitas Udara di kota Dumai saat ini semakin membahayakan, hal tersebut terbukti dari hasil pentauan alat Papan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) Dumai dilaporkan ke Dinkes setempat menunjukan kualitas udara pada senin (4/7) berada diangka 242 polutan standar indeks (PSI) yang artinya sangat berbahaya dan tidak sehat.

"Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mulai waspada berbagai penyakit yang menyerang saluran pernafasan," kata Kepala Dinkes, H Marjoko Santoso, kepada Vokal senin (4/7).

Terus menurunnya kualitas udara di Dumai disebabkan kian menebalnya asap sisa kebakaran hutan dan lahan hingga berbahaya bagi kesehatan manusia.

Dari kwlalitas udara menurut , Marjoko, sedangkan kualitas udara berada di antara 100 hingga 150 polutan standar indeks (PSI) saja artinya tidak sehat. Kondisi ini sangat berbahaya bagi kalangan ibu hamil dan usia lanjut, mereka rentan terkena Ispa, apa lagi di angka 242 hal tersebut sangat membahayakan bagi pernafasan.

Angka 242 PSI tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah terdeteksi, dan merupakan kwalitas udara terburuk dan yang paling membahayakan untuk 2011 mulai januari hingga awal Juli saat ini.

Selain kalangan ibu hamil dan usia lanjut, Ispa juga rentan bagi kalangan bayi berusia dibawah lima tahun (balita) dan masyarakat penderita gangguan pernafasan.

"Jika terserang Ispa, maka kemungkinan terburuk adalah kematian. Untuk itu, sebaiknya jika balita mengalami gangguan di pernafasan, segera bawa ke pusat kesehatan masyarakat terdekat agar tidak terjadi infeksi pernafasan," imbaunya.

Begitu juga dengan kalangan yang sudah terlebih dahulu menderita gangguan pernafasan, kata Marjoko, sebaiknya mengantisipasinya dengan mengurangi kegiatan luar rumah serta menggunakan masker jika memang kegiatan luar rumah tidak bisa ditunda.

"Udara saat ini sudah masuk status tidak sehat atau tidak layak dikonsumsi secara langsung. Jadi masyarakat sudah selayaknya mengenakan masker saat berada di luar rumah," tuturnya.

Kabut asap yang menyelimuti kota Dumai, saat ini merupakan asap dari kebekaran lahan yang terjadi di wilayah kota Dumai seperti titik api yang terdapat di kawasan Medang Kampai, dan kawasan Sungei Sembilan.

Kepala Bidang Kehutanan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Dumai, Hadiono, mengatakan, pihaknya telah menginstruksi Tim Manggala Agni di kecamatan untuk mengajak masyarakat peduli api bersama-sama mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Dumai.

"Segala bentuk upaya telah kita lakukan, tapi pada kenyataannya, setiap musim kemarau seperti saat ini selalu saja ada kebakaran. Yang menjadi langganannya ada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan, termasuk juga Kecamatan Dumai Barat," kata Hadiono.(egy)

Sektor Pariwisata Perlu Ditingkatkan

>> Harnus dan PON 2012 Jadi Moment Untuk Perkenalkan Perwisataan

DUMAI (VOKAL) – Berkurangnya minat masyarakat terhadap tempat wisata yang ada harus segera disikapi oleh pemerintah kota Dumai, dengan melengkapi infrastruktur pariwisata, sehingga peningkatan tersebut bisa dimanfaatkan optimal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memajukan

Hal itu terbukti dengan kondisi tempat lokasi wisata yang sunyi pada saat liburan panjang seperti saat sekarang ini..

“Pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas yang diperlukan dalam melayani permintaan wisatawan. Pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di kota Dumai khususnya dewasa ini mengindikasikan bahwa pariwisata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di kota Dumai hal yang sama juga terjadi di beberapa wilayah kabupaten kota yang ada di provinsi Riau.”kata Kepala Dinas Pariwisata kota Dumai, Eldar Afinta. Kepada Vokal Senin (4/7).

Selain itu kata ,Eldar, Perkembangan kepariwisataan di Dumai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung, terutama saat diadakan nya iven- ivent tertentu. namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi daerah tidak kondusif maka wisatawan akan enggan untuk berkunjung ke daerah tersebut.

“Tujuan utama pengembangan industri pariwisata adalah untuk memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena pariwisata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariwisata akan membuka berbagai lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu wilayah. Mengingat kota Dumai yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapore , dan itu sangat memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariwisata.”kata Eldar.

Menurut Eldar, dalam pembangunan perekonomian, kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap (hotel), makanan dan minuman (bar dan restoran), perencana perjalanan wisata, agen perjalanan, industri kerajinan, pramuwisata, tenaga terampil akan tetapi juga prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan udara. Disamping itu dibutuhkan juga prasarana pembangkit listrik, fasilitas olah raga dan rekreasi dan banyak sektor perekonomian lainnya.

“Berbagai upaya untuk mengatasi persoalan diatas sudah mulai di rencanakan dan sudah diprogramkan untuk 2012 nanti mudah-mudahan semua bisa tercapai.”tuturnya.

untuk menarik jumlah wisatawan ke daerah ini belum optimal. Mengingat Harnus dan PON 2012 nantinya bisa memanfaatkan momen tersebut untuk menarik wisatawan lebih banyak datang ke kota Dumai.

“ada beberapa perencanaan nantinya ketika perayaan Harnus dan PON 2012, kita berencama mengambil moment tersebut untuk memperkenalkan sektor pariwisata di kota Dumai saat ini, meskipun dalam kondisi yang masih butuh perhatian penuh seperti saat ini,”jelas Eldar.(egy)

Pemko Dumai Segera Putuskan Kontrak PT Prima Sindo

>> Terkesan Menelantarkan Tempat Wisata Danau Bunga Tujuh
DUMAI (VOKAL) –Siapa yang tak kenal dengan Danau Wisata Bunga Tujuh, karena, objek wisata itu letaknya sangat strategis, tepatnya dipinggir jalan Soekarno - Hatta, yang merupakan jalan utama masuk kekota Dumai.

tempat yang menjadi andalan objek wisata dikota Dumai ternyata tidak berpengaruh pada tinginya kunjungan wisata ke tempat itu.

Namun yang paling menyedihkan adalah tempat wisata ini tidak terawat, banyak permainan anak-anak yang rusak, sehingga sejumlah permainan tidak dapat beroperasi.

Pihak ketiga terkesan menelantarkan Objek wisata ini dengan tidak ada nya rehabilitas yang dilakukan untuk menjadikan tempat ini sebagai tempat berkunjungnya wisatawan baik dari dalam maupun luar kota, namun pihak ketiga tersebut hanya mengambil keuntungan yang di peroleh saat hari tertentu seperti Idil Fitri dan tahun baru.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata, budaya, Pemuda dan olah Raga kota Dumai, H. Eldar Afinta senin (4/7) diruang kerjanya kepada Vokal mengatakan, bahwa pemerintah kota Dumai telah menyurati pihak ketiga dalam hal ini PT Prima Sindo selaku pengelola Danau wisata Bunga Tujuh Dumai.

“kita sudah menyurati pihak ketiga, selaku pengelola untuk mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan MOU antara Pemko dengan PT Prima Sindo,” kata Eldar

H. Eldar Afinta, membenarkan kondisi Danau wisata Bunga Tujuh yang terkesan diterlantarkan, dan saat ini objek wisata itu tidak terawat dengan baik, sehingga banyak peralatan yang rusak dan tidak diperbaiki, akibatnya alat itu tidak dapat digunakan untuk bermain.

“hal ini sangat kita sayangkan, padahal Objek Wisata Danau Tujuh merupakan Objek Wisata yang dihandalkan oleh Pemko dan Masyarakat Dumai sebagai tempat Rekreasi.” Katanya.

Karena dianggap terkesan tidak peduli terhadap tempat wisata tersebut Pemerintah kota Dumai, melalui Dinas pariwisata kota Dumai, berencana akan memutuskan kontrak kerja, terkait pengelolaan tempat wisata Danau Bunga Tujuh yang saat ini masih dikelola oleh PT Prima Sindo.

“Sebenarnya dari kemarin saya ingin memutuskan kontrak kepada mereka namun saat ini masih ada orang ketiga yang harus memerhatikan kelestarian tempat wisata Danau Bunga tujuh tersebut, dan dalam tahun ini klu eamng mereka masih seperti itu kita harapkan agar segera di putuskan saja kontrak kerja kepada mereka.” Tutur Eldar.

Kontrak tersebut selama ini tidak sesui dengan kesepakatan yang tertuang dalam MoU yang dilakukan pihak pemko Dumai dengan pengelola Danau Bunga Tujung tersebut.

“Kita sudah memperingatkan pihak ketiga sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat, yang tertera dalam MOU, salah satu isinya, pengelola bertenggung jawab untuk masalah kebersihan tempat wisata, menyediakan fasilitas wisata seperti permainan anak-anak, dan menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi masyarakat,” jelas Eldar.(egy)

Sebanyak Delapan Orang Pembakar Lahan Tertangkap Tangan




>> Mengakui Membakar lahan Atas Perintah Pem,ilik Lahan
DUMAI (VOKAL) – Pembakaran Lahan yang terjadi di kawasan Kecamatan Medang Kampai sejak seminggu terakhir di ketahui sengaja di bakar oleh anggota pemilik lahan dan selain pembakaran yang di lakukan oleh anggota pemilik lahan yang bernama Ali Mundam, pembakaran juga dilakukan oleh anggota pemilik Lahan yang mengaku disuruh, oleh Sitorus bos mereka yang memiliki lahan tersebut.

Ketua Regu Pemadam (Regdam) menagkap basah delapan orang yang membakar lahan di kawasan Kelurahan Teluk Makmur, pada kamis (30/6) kemarin.

Saat tertangkap tangan kedelapan anggota Sitorus sedang berupaya mengumpulkan ranting kayu kering untuk dijadikan titik pemkaran yang telah diperintahkan oelh si pemilik lahan.

Namun upaya mereka sempat gagal, karena di tangkap basah oleh Regdam Medang Kampai yang sedang melakukan peninjauan di lokasi kebakaran.

Kebakaran tersebut direncanakan karena letak lahan sitorus tersebut sangat dekat dengan lahan Ali mundam yang juga telang sengaja dibakar sebelumnya, oleh tiga orang anggota Ali Mundam.

Saat ditanyai oleh tim Regdam kedelapan pelaku pembakaran lahan tersebut mengaku di perintahkan oleh pemilik lahan yang bernama Sitorus.

Dari kedelapan pelaku tim Regdam berhasil menyita satu jerigen bekas yang berisikan minyak Solar, dan beberapa botol kecil untuk membagi minyak kepada tumpukan kayu yang siap untuk di apikan tersebut.

“kami berhasil menangkap basah para pembakarlahan tersebut yang mengaku hanya di perintahkan oleh bos mereka yang memiliki lahan tersebut yang bernama Sitorus, namun mereka tidak kami tahan karena mereka hanya orang suruhan dan seharusnya yang perlu di tindak adalah si pemilik lahan saja.”kata Hamxah Kepala Regu Pemadam Kecamatan Medang Kampai, kepada Vokal minggu (3/7) kemarin.

Setelah peristiwa tersebut sebelumnya pembakaran tersebut Kepala Regdam mengaku telah melaporkan ke Mapolsek medang Kampai, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut daripada pihak kepolisian Sektor Medang kampai tersebut.

Selain itu Regdam juga sudah melaporkan ke Kecamatan medang kampai, juga sampai saat ini tidak ada upaya dari pemerintah setempat baik dinas kehutanan maupun si pemilik lahan yang sengaja membakar lahan mereka.

Sementara Tim Regdam sendiri telah mengakun kuwalahan menghadapi kebakaran yang semakin melebar tersebut, dengan dana yang tak kunjung turun dan persediaan bensin yang terbatas.

“kami telah melaporkan juga kekecamatan mengenai perihal bahwa saya beserta kawan-kawan dari regdam sudah tidak sanggup untuk melakukan pemantauan dan pemadaman lagi sementara stok minyak kita terbatas dan selain itu juga dana yang dari atas tak juga kunjung turun kekita, bagai mana bisa kita bekerja tanpa kebutuhan yang cukup.”keluh hamzah.(egy)