Kamis, 08 September 2011

Puluhan Istri Gugat Cerai Suami

>> Faktor Kebutuhan Ekonomi Jadi Faktor Utama

DUMAI (VOKAL) –
Tingginya kebutuhan ekonomi sehingga mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga, terbukti dari data yang di peroleh dari Pengadilan Agama kota Dumai, khusus untuk warga kota Dumai saja tercatat puluhan kasus perceraian yang mana menjadi penyebab utama puluhan wanita menggugat cerai masing-masing suaminya.

"Selain itu, penyebab atau faktor lainnya yang menyebabkan kaum ibu menginginkan perceraian adalah adanya indikasi-indikasi para kaum pria selingkuh," kata Kepala Pengadilan Agama Kota Dumai, Endang Tamami kepada Vokal kamis (8/9).

Ditambahkan Endang, selain dari dua faktor tersebut, penyebab kaum wanita ingin bercerai dengan suaminya yakni juga karena ketidak cocokan selama berumah tangga, "Namun faktor ketidak cocokan ini hanya beberapa saja. Dari berbagai kasus yang kita tangani, rata-rata adalah disebabkan lemahnya ekonomi keluarga, dimana pekerjaan sang suami berpenghasilan rendah dan tidam mampu menupang kebutuhan keluarga," ucapnya.

Dari data yang diperoleh dari pengadilan Agama kota Dumai 60 kasus yang masuk sejak awal Januari hingga Agustus 2011 lalu, kata dia, dua diantaranya telah resmi bercerai mengingat adanya persetujuan dari pasangan sehingga mediasi antarkeduanya sangat sengit.

Sementara selebihnya, diuraikan Endang, sejauh ini masih dalam proses mediasi rujukan diharapkan masing-masing pasangan dapat kembali menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis."Upaya mediasi para pasangan yang ingin bercerai terus kita lakukan sampai akhirnya menemukan titik final antar keduanya,"ujarnya.

Kemungkinan mereka untuk rujuk kembali masih ada, terutama bagi mereka yang telah memiliki keturunan dari hasil pernikahan mereka yang telah lebih dua tahun, Tingginya angka gugat cerai dari pihak wanita menurut Endang menunjukkan bahwa berbagai kesalahan dalam rumah tangga rata-rata dilakukan oleh kaum pria.

"Dari berbagai kasus serupa, tidak sedikit juga yang melakukan gugat cerai karena selama dalam satu rumah sang suami selalu melakukan kekerasan fisik terhadap pihak wanita," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, bagi pasangan yang saat ini mungkin lagi dibuai asmara dan tengah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, sebaiknya berfikir "matang" saat melaju ke jenjang pernikahan. "Pastikan dari segala sisi anda dan pasangan anda sudah siap dan matang, terutama pada segi umur. Jangan sampai ada kegagalan rumah tangga hanya karena berbagai faktor termasuk ekonomi dan lainnya," Jelas Endang.(egy)

Dumai Mulai Terganggu Kabut Asap


DUMAI (VOKAL) – Sebagian besar wilayah di Kota Dumai, Kamis (8/9), mulai diselimuti kabut asap tipis. Kabut diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Yang terjadi di sejumlah wilayah di provinsi Riau sehingga kabut asap menyelimuti beberapa daerah di Riau.

Seorang warga Dumai, Indra (27), kepada Vokal mengatakan, kabut asap tipis mulai muncul sejak kemarin malam. Kabut itu bertahan hingga Kamis Siang dan semakin terlihat menebal.

"Saat ini terlihat tipis. Namun kami mengharapkan agar pemerintah memberikan penanggulangan dini sebelum kabut asap semakin tebal," pintanya.

Sementara itu, Devi (26), warga Dumai yang tinggal di Jalan Kelakap Tujuh, mengaku khawatir dengan munculnya asap, Ia berharap pemerintah segera membagikan masker pada warga dan khususnya bagi pengguna jalan.

"Kalau sudah ada asap pasti identik dengan gangguan ISPA pada warga, Untuk itu kami berharap pemerintah segera membagi-bagikan masker seperti biasanya," paparnya.

Menurut Pantauan Vokal disejumlah wilayah di kota Dumai dari pagi hingga sore hari Kabut asap tipis menyelimuti sebahagian besar Kota Dumai, terutama pada jalan-jalan perkotaan hingga kewilayah pinggiran kota.

Sebelumnya, Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau, Yudhistira Mawaddah kepada sejumlah wartawan ,mengatakan, satelit NOAA yang saat ini dioperasikan oleh Singapura pada Selasa (6/9) berhasil mendeteksi sedikitnya 20 titik api atau "hotspot" di Riau, Jumlah tersebut, menurut Yudhistira, jauh meningkat dibandingkan hari sebelumnya Senin (5/9) karena di Riau hanya terdeteksi sekitar tiga titik api.

"Ke 20 titik api tersebut tersebar di empat kabupaten, seperti Kabupaten Pelalawan ada sebanyak 10 titik dan di Kuantansingingi terdapat dua titik api. Sementara delapan lainnya berada di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing empat titik," ujarnya.

Sementara untuk patntauan secara global di Pulau Sumatra kata Yudhistira totalnya ada sebanyak 73 hotspot, Selain Riau yang terdapat 20 titik api, menurutnya hotspot juga terdeteksi berada di beberapa wilayah provinsi lainnya meliputi Sumatra Utara dan Bengkulu masing-masing sebanyak satu titik api, Aceh dua, Sumatra Barat tiga, Lampung tiga dan Jambi 12 titik, "Sementara titik api terbanyak masih tetap berada di Sumatra Selatan yakni sekitar 31 titik," ujarnya.

Pertumbuhan titik api yang kian drastis menurut Yudhistira kemudian menyulut kemunculan titik api di sebagian Provinsi Riau termasuk Pekanbaru.
Di Ibu Kota Riau ini menurut dia kabut asap sempat hanya menyisahkan jarak pandang dibawah 1.000 meter, tepatnya pada Rabu (7/9) sekitar pukul 06.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB.

"Beruntung saat beranjak siang atau sekitar pukul 09.30 WIB kabut asap terus menipis dan menyisahkan jarak pandang diatas 1.300 meter sehingga belum menganggu penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Bahkan, sekitar pukul 09.00 WIB ketika jarak pandang masih seribu meter, pesawat Batavia memaksakan untuk melandas di bandara," terang Yudhistira.(egy)

Omset SPBU Coco Menurun 50 Persen

>> Sejak H-2 Hingga H+ 8 Lebaran SPBU Sepi

DUMAI (VOKAL) –
Sejak dua hari menjelang lebaran Idil Fitri 1432 Hijriyah hingga hari kedelapan pasca lebaran saat ini Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Coco kota DUmai Jalan Putri Tujuh, tampak sepi dari konsumen akibatnya omset pendapatan SPBU menurun drastis hingga 50 persen dari pendapatan di hari biasanya.

Kepala Pengelola SPBU Coco Putri Tujuh kota Dumai, Ari Cahyadi, kepada Vokal menuturkan bahwa sejak dua hari menjelang lebaran hingga saat ini SPBU masih terlihat sepi dan akibatnyaomset SPBU juga menurun drastis hingga puluhan persen.

“Sampai hari ini SPBU masih terlihat sepi dari konsumen nampaknya sedikit warga yang mengisi bahan bakar, dan omset kita pun menurun hingga 50 persen, sejak dua hari menjelang lebaran sampai hari ini lah SPBU kita terlihat sepi.”kata Ari.

Namun, kata Ari, diperkirakan minggu depan kondisi konsumen SPBU Coco khusus untuk warga kota Dumai sudah kembali normal dan kembali ramai seperti hari biasa-biasanya, sehingga omset kita akan kembali lagi seperti hari biasanya.

“kita perkirakan minggu depan tapatnya senin minggu besok konsumen akan kembali normal dan omset kembali akan kita peroleh penuh lagi.” Harapnya.

Selain itu di jelaskan Ari, untuk stok Pasca lebaran kali ini khusus bahan bakar sangat aman dan begitu juga dengan harga yang masih dalam keadaan kondusif karna belum adanya kenaikan harga untuk bahan bakar minyak khususnya.

“Harga bahan bakar minyak masih normal baik premium, solar maupun pertamax, namun konsumennya saja yang menurun, sejak jelang lebaran kemarin, namun kita harapkan minggu besok setelah semua mulai normal dan anak sekolah juga sudah mulai belajar kembali maka SPBU akan kembali ramai,” tuturnya.

Lebih jelasnya Ari mengatakan, mengenai Stok perharinya SPBU memasok sebanyak 54.000 Liter atau sama dengan 54 ton, menurunnya omset kali ini hanya mampu menghabiskan stok sebanyak 30.000 liter perhari, dan sementara untuk hari biasannya sanggup menghabiskan 40.00 liter sampai dengan 50.000 liter perhari.

“memang setiap tahunnya terjadi hal demikian karena warga kota Dumai di nilai kebanyakan dari pendatang maka jelang lebaran kemarin mereka sudah mudik semua dan itu mempengaruhi dalam jumlah konsumen yang semakin sedikit, sedangkan untuk hari biasanya kita mampu habiskan 40 sampai dengan 50 ribu liter perhari dari stok 54 ton perharinya, kalau dalam keadaan sepi seperti ini kami hanya mampu menghabiskan 30 ton saja dari stok yang di pasok perharinya sebanyak a54 ton.”terang Ari.

Untuk tarif harga lebih detilnya mengenai bahan bakar minyak di terangkan Ari, untuk premium, masih RP4.500, dan Solar Rp4.500 kemudian untuk Pertamax Rp99.50. (egy)

“Beruang itu Hampir Masuk ke Kamar Keponakan Saya”

>> Lebih dari Satu Ekor Beruang Masuk Pemukiman Warga

DUMAI (VOKAL) –
Ratusan warga RT 03 Kelurahan Bukit Nenas Kecamatan Bukit Kapur kota Dumai dihebohkan dengan kedatangan hewan liar yang dianggap sangat mengancam keselamatan warga penduduk sekitar, karena postur tubuhnya yang melebihi postur orang dewasa.

Setiap malamnya warga selalu merasa terancam dengan kedatangan seekor beruang hutan yang memasuki pemukiman warga di rukun tetangga (RT) 03 Bukit Nenas, Kecamatan Bukit Kapur,Kota Dumai sejak tiga pekan lalu hingga kini.


"Beruang tersebut tak hanya sekedar datang ke pemukiman warga, namun juga berusaha masuk ke rumah penduduk. di duga melebihi satu ekor, hal itu sangat meresahkan warga ," ujar salah seorang yang dituakan di kelurahan Bukit Nenas Atuk Husin yang di damping rinaldi juga sekretaris PPP Dumai kepada Vokal dikantor kelurahan Bukit Nenas saat ingin menyampaikan informasi tersebut ke pihak kelurahan,Kamis (8/9).

Husein menjelakan, beruang yang melebihi postur orang dewasa tersebut, hampir saja masuk ke rumah keponakannya pada Ahad lalu, setelah sebelumnya beruang itu mencoba masuk ke rumah warga lainnya.

"Beruang tersebut ukurannya besar, dan kerapkali berani memasuki pemukiman warga pada malam hari sekitar pukul 22.00 wib hingga subuh baru masuk ke kawasan perkebunan sawit dan karet yang ada disekitar wilayah tersebut," ujarnya.

Husin menduga bahwa kehadiran beruang diduga disebabkan banyaknya tumbuh perkebunan sawit milik perusahaan yang dikelola atas nama warga, sehingga beruang tersebut merasa habitat mereka terganggu oleh pembukaan lahat sawit tersebut.

"Beruang tersebut sebelumnya tidak pernah masuk ke kawasan penduduk , meski warga selalu menjumpai mereka berkeliaran diwilayah perkebunan warga, namun karena ekspansi perkebunan sawit mulai merambah hingga tidak kelihatan lagi hutan belukar yang ada di kawasan bukit nenas ini, maka banyak satwa yang berada di kawasan tersebut keluar dari habitatnya," jelasnya.

Selain dikarenakan ekspansi, ia juga mengatakan masuknya satwa tersebut ke pemukiman disebabkan deru mesin alat berat yang mengelola lahan .

"Hingga saat ini, warga belum melapor kepada pihak berwajib. melainkan mencoba menyampaikan informasi ini kepihak kelurahan, agar pihak kelurahan menyampaikan hal ini ke pihak yang berwajib , karena jika warga yang melapor, seperti biasa-biasanya jarang ditangapi, malah diketawai dan paling-paling warga juga yang disuruh menangkapnya.”jelasnya.

Sebelumnya warga daerah tersebut diselimuti ketakutan akibat kehadiran hewan yang sama, namun berhasil dijerat warga. Hal hasil tangkapan warga tersebut menjadi masalah, karena membunuh hewan peliharaan yang dilindungi negara .

Ketua RT 03 Bukit Nenas Muhammad Umar, saat di kompermasi melalui pia telphone selulernya membenarkan bahwa wilayahnya dalam beberapa pekan ini di masuki hewan buas beruang yang cukup besar, awalnya hanya satu ekor dan berhasil dijerat warga, kini setiap malam hewan-hewan bertubuh besar itu berkeliaran menakuti warga setempat.Dirinya hanya bisa berharap, agar ada pihak berkompoten bisa segera mengatasi permasalahan ini.

Lurah Bukit Nenas,Waginen,mengatakan keberadaan beruang sudah lama mengancam warga. Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti. "Dalam waktu dekat, pihaknya akan mencoba untuk koordinasi dengan pihak berwajib untuk melakukan pengawasan atau menangkap beruang tersebut," ujarnya.(egy)