Minggu, 17 Juli 2011

56 Eks Karyawan PT MTI di bayar 125 Juta

>> Separuh Dari Yang Seharusnya 259 Juta

DUMAI (VOKAL)
- Setelah menunggu dan berjuang bertahun-tahun sejak 2007, akhirnya 56 mantan karyawan PT Mitra Petroleum Indonesia (MPI), merasa sedikit lega dan senang. Pasalnya sebagian tunggakan gaji yang selalu mereka tuntut selama ini ke pihak manajemen perusahaan, telah di cairkan. Kepastian pembayaran gaji tersebut, tentunya setelah melukan perjuangan yang cukup panjang, paska perusahaan dinyatakan pailit (Bangkrut).

Sementara, untuk pesangon, pihak MPI berjanji akan mencairkannya pada pertengahan bulan Agustus mendatang.

Namun, pembayaran gaji eks 56 karyawan MPI yang tertunggak sampai empat tahun tersebut, bukan di bayar oleh PT MPI. Tapi dibayar PT De Petroleum International, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, industri minyak pelumas, pemborongan bidang pertambangan minyak, gas dan panas bumi serta pertambangan umum dan eksploitator pertambangan, yang telah mengambil alih PT MPI.

Kendati, jumlah tunggakan gaji 56 mantan karyawan MPI baru dibayar Rp125 juta atau setengah dari yang seharusnya (Rp250 juta) oleh DPI, tapi mereka sangat bahagia. Apalagi mereka sangat membutuhkan polus untuk kebutuhan menghadapi bulan puasa dan hari Raya Aidil Fitri 1432 H.

Kuasa Hukum Pekerja, Rudi Bambang Saot Siregar, kepada wartawan, Ahad (17/7), mengatakan, DPI merupakan perusahaan yang menguasai aset MPI, setelah memenangi lelang. Maka dari itu terhadap kekurangan pembyaran gaji 56 karyawan tertunggak dan pesangon merupakan kewajiban PT MPI, bukan DPI.

"Namun untuk solusi menyelesaikan sisa gaji dan pesangon tersebut, DPI turut perhatin atas kejadian yang dihadapi karyawan ini. Atas dasar kemanusian, mereka (PT DPI, red) tergerak untuk membantu seluruh gaji mantan karywan MPI, sebesar Rp250 juta. Apalagi gaji tersebut sangat dibutuhkan dalam menghadapi bulan Ramadan dan Lebaran nanti," sebut Rudi.

Ditambahkan Ketua Serikat Tenaga Kerja Kota Dumai (STKD) ini, uang bantuan gaji tersebut sudah diberikan kepadanya melalui cek, untuk dicairkan kembali ke 56 karyawan. Hanya saja yang dicairkan baru Rp125 juta dari Rp250 juta.

"Mengingat DPI, sekarang ini masih dalam persiapan perbaikan peralatan yang membutuhkan dana lumayan besar. Maka bantuan tersebut diberi dengan dua tahap.

Tahap pertama diberikan kepada pada tanggal 4 Juli lalu, di Jakarta. Dan uang senilai Rp125 itu sudah dibagikan kepada karyawan pada 14 Juli lalu, Sedangkan untuk yang keduanya mereka berjanji akan membayar tanggal 8 Agustus ini," terangnya.

Masih kata Rudi Bambang, untuk solusi penyelesaikan pesangon karyawan yang jumlahnya mencapai Rp400-an juta, kendati pihak MPI dalam keadaan pailit (Bangrut, red), tapi komisarisnya berjanji akan membayarnya hingga pertengahan bulan puasa Ramadan, sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan. .

"Pihak MPI berjanji akan memberikan atensi penganti pembayaran pesangon sesuai kemampuan perusahaan mereka dan ini direalisasikan pada pertengah bulan puasa. Kita mengerti dengan kondisi perusahaan MPI yang sedang pailit. Tapi kita juga berharap, pesangon yang akan dibayarkan tersebut, diselesaikan tepat waktu, sesuai yang mereka janjikan," harap Rudi yang didampingi Rudi Hartono, salah seorang mantan karyawan MPI.

Menurut Ketua STKD ini, hasil pertemuan dengan tiga pihak (Karyawan, DPI dan MPI) di Jakarta, guna menyelesaikan permasalahan rekan buruhnya itu telah disampaikan ke pihak Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertran) Kota Dumai.

"Adanya penyelesaian antara karyawan dengan perusahaan MPI ini, telah kita laporkan ke Disnaker, supaya mereka juga tahu, bahwa permasalah dihadapi karyawan selama empat tahun telah ada jalan keluarnya," ujarnya.

Semenatara, salah seorang mantan karyawan MPI, Rudi Hartono, kepada wartwan, mengaku sangat senang dan gembira atas perhatian dari pihak DPI yang telah membantu membayar sisa gaji mereka yang seharusnya dibayar oleh MPI.

"Yang jelas kita gembira dan merasa senang dengan dibayarnya tunggakan gaji kita ini, walau baru setengah. Dan kita berharap apa yang dijanji MPI kepada mereka untuk membayar pesangon pertengahan bulan Agustus ini, hendaknya dapat direalisasi. Karena kita sangat membutuhkannya untuk kebutuhan bulan puasa dan lebaran," sebut pria yang biasa sapa Ngah Rudi itu.

Pada kesempatan itu, Rudi juga mengucapkan terima kaih kepada Kuasa Hukumnya yang telah membantu dia dan rekannya memperjuangan hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh manajemen perusahaan. "Ini semua berkat beliau (Rudi Bambang, red, yang telah membantu kami untuk mediasi permasalah antara kita dan pihak manajemen MPI," pungkasnya.(egy)

UIN Pekanbaru Minta 3,3 Juta Siswa Dumai Gagal Kuliah


>> Setelah Dipastikan Lulus Program Bidik Misi

DUMAI (VOKAL)
– Program Pemerintah Indonesia Bidik Misi yang merupakan bentuk bantuan pemerintah atas biaya penyelenggaran pendidikan dan bantuan biaya hidup untuk 20 ribu mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai namun kurang mampu secara ekonomi, diduga di persalah gunakan untuk memeras siswa baru yang secara sah lulus untuk mendapat bea siswa program Bidik Misi tersebut.

Seorang siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Persada Kota Dumai, Rostina Siregar (17) merupakan salah satu peserta lulus tes program Bidik Misi 2011, namun ia sangat m,erasa kecewa karena dimintai uang Rp3,3 juta oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Riau Pekanbaru.

"Saya selaku orang tua dan anak saya sangat kecewa, karena setahu kami siswa yang masuk universitas melalui program Bidik Misi sama sekali tidak dipungut biaya sepersen pun," kata Sulaiman Siregar ayah Rostina, kepada Vokal melalui Via telephone selulernya.

sementara itu Bidik Misi kata Sul;aiman merupakan program pemerintah pusat yang dikomandani oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional dan dimulai sejak 2010, dan pada program ini, calon mahasiswa yang telah lulus tes Bidik Misi menjadi jaminan pemerintah dan universitas negeri yang dituju.

"dengan gagal nya anak saya untuk ikut kuliah tersebut sangat menimbulkkan kekecewaan dan kekesalan yang sangat mendalam, Pada kenyataanya kami juga masih dibebankan biaya sangat besar. kondisi ini sangat memberatkan bagi kami keluarga tidak mampu ini,"tutur Sulaiman.

Sulaiman Menambahkan, anaknya Rostina Siregar sebelumnya mengikuti tes Bidik Misi melalui anjuran pihak SMK Taruna Persada tempatnya mengenyam pendidikan formal di Kota Dumai, ketika itu, tutur Sulaiman, anaknya mengikuti tes program studi tertentu untuk Universitas Islam Negeri (UIN) di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, dengan nomor registrasi 4110061068 atas nama Rostina, pasword 3494683.

"Alhamdulillah, waktu itu anak saya lulus dan merupakan satu-satunya yang lulus program Bidik Misi yang mewakili kota Dumai," katanya.

Setelah mengetahui kelulusan itu, kata Sulaiman, Rostina kemudian pergi ke Pekanbaru untuk melakukan pendaftaran ulang di UIN, Sebelum pergi, anak saya hanya dibekali uang sekitar Rp1 juta sebagai ongkos keberangkatan dan uang makan diperjalanan dari Dumai menuju Pekanbaru. Waktu itu gurunya juga sempat bilang kalau tidak ada pungutan dalam bentuk apapun," ujarnya.

Namun sesampai di Pekanbaru, tepatnya pada hari Kamis, 1 Juni 2011, Sulaiman harus menerima kenyataan pahit, pihak universitas meminta uang senilai Rp3,3 juta, kepada anaknya jika tetap ingin melanjutkan kuliah sebagai uang daftar ulangnya.

"Sakitnya lagi, uang tersebut harus segera disiapkan selambat-lambatnya satu jam setelah pendaftaran, "ujarnya.

Waktu itu anak telepon saya, dan kemudian saya menelpon orang universitas itu memohon agar diberikan tenggang waktu untuk menyiapkan uang yang diminta.

Tapi apa jawabannya, orang itu terus mendesak agar segera dilunasi dan mengancam jika tidak anak saya akan di coret dari daftar penerima bea siswa Bidik Misi, Orang itu kalau nggak salah Kepala Bagian Biro Penerimaan Siswa UIN, namanya Aman Amri," ungkap Sulaiman kepada Vokal.

Mendengar ancaman itu, kata dia, Rostina kemudian pulang ke Dumai untuk meminta petunjuk kepada orang tua dan pihak SMK Taruna Persada.

"Kepala SMK waktu itu meminta agar kita bersabar karena mereka akan menyurati pihak Kementerian Pendidikan, tapi sudah lebih sebulan ini tidak ada jawaban. Saya juga sudah capek mendatangi sekolah anak saya," kata Sulaiman.

Rumitnya birokrasi tersebut kata Sulaiman membuat dirinya putus asa dan hanya bisa pasrah. Hingga akhirnya, kata pria yang bekerja serabutan ini mendapat kabar sang anak dinyatakan gugur tanpa ada penjelasan apapun dari universitas.

"Anak saya sempat frustrasi dan setres mendengar kabar ini. Sifatnya juga berubah seratus derajat, jadi pendiam dan tidak lagi riang," katanya.

Akibat hal tersebut Sulaiman mengaku kesal terhadap pemerintah yang tidak optimal dalam pengawasan sejumlah program yang canangkan.

"Saya kesal terhadap pemerintah karena gagal dalam mengawasi program-program orang miskin seperti kami ini. Gara-gara ini semua, anak saya sempat mengalami ganguan mental. Kalau ada pengacara yang mau tidak dibayar, saya sudah tuntut universitas itu," kata Sulaiman.

Rostina Siregar merupakan anak ke dua dari lima bersaudara pasangan Sulaiman (47) dan Sepinah (45). Perempuan berusia 17 tahun ini memiliki cita-cita membahagiakan orang tuanya yang saat ini tengah mengalami kesulitan ekonomi.

Kepala Sekolah SMK Taruna Persada Dumai, Sugiarto, saat di konfirmasi mengatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan hak yang memang seharusnya milik Rostina.

"Kita juga telah mengirimkan surat ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi perihal kasus ini, mudah-mudahan ada jalan keluarnya," katanya.(egy)

Puluhan Murid TPA Nurruddin Khatam Alquran

DUMAI (VOKAL) – Sempena menyambut bulan suci Ramadhan 1432 H para murid mushalla Nuruddin menggelar acara khatam Alquran yang di buka langsung oleh wali kota Dumai, H Khirul Anwar, dan di lanjutkan dengan mengelar arak-arakan yang diiringi music dramben dari karya para murid yang belajar di TPA Mushalla Nuruddin yang di kawal langsung oleh kepolisian lalu lintas kota Dumai, minggu (17/7) pagi.

Arak-arakan tersebut menlewati jalur Jalan Jendral Sudirman, hingga kantor mapolresta Dumai.

Khatam Alquran tersebut sudah yang ke tiga kali di lakukan dalam kurun waktu tiga tahun yang mana di adakan sekali dalam satu tahun, sejak tahun 2008.

“kita selalu memperingati khatam Alquran tersebut, sejak pertama kita bika TPA di Mushalla Nuruddin, dan itu kita lakukan untuk tingkat baca Alquran dan Iqra.”kata salah satu guru mengajar Ustadz Hasibuan, kepada Vokal di sela arak-arakan.

Pilihan anak didik yang baru khatam Alquran tersebut kata Nasution diharapkan agar dapat melanjut kan pelajaran serta pemahaman Alquran mereka di luar TPA nantinya dan bisa menyalurkan bakat yang meteka punya kepada keluarga di rumah.

“kita harap ken kepda para siswa yang khatam agar dapat mempertahankan ilmu yang meraka punya meski dimana saja mereka berada dan bekal mereka di keluarga nantinya.”haeap Hasibuan.

Wali kota Dumai H Khairul Anwar juga menuturkan hal yang senada dengan berharap agar siswa yang selesai mengikuti pembacaan Alquran bisa mempertahan kan ilmu yang mereka miliki dan bisa berguna untuk keluarga.

“kita berharap agar siswa yang selesai mengikuti pembacaan Alquran bisa mempertahan kan ilmu yang mereka miliki dan bisa berguna untuk keluarga, dan khususnya keluarga mereka sendiri.”harap pak Walikota.(egy)

Razia Hotel Polisi Amankan 3 Pria

DUMAI (VOKAL) – Guna menyambut Bulan suci Ramadhan 1432 Hijriyah, pihak kepolisian Resort Dumai (polres) razia pasangan mesum di hotel-hotel yang dilakukan pada pukul 23.00 tepatnya di Hotel Horizone jalan Tegalega Dumai.

Mereka yang ditemukan di Hotel yang lagi asyik karaoke tak berkutik saat petugas sedang melakukan razia. Mereka disarankan segera menunjukkan identitas diri.

Akhirnya pihak kepolisian yang melakukan razia gabungan bersama pihak Sat narkoba mengamankan tiga tersangka yang di duga telah menggunakan barang terlarang sejenis narkotika, mereka pun dibawa ke mapolres untuk dilakukan pendataan. Selain ketiga orang tersebut, polisi tidak mendapatkan tersangka lain.

Dari pengamatan Vokal sabtu (16/7) sekira pukul 23.00 WIB satu persatu kamar hotel dicek petugas. Hasilnya, petugas tak menemukan tersangka baik pasangan yang melakukan mesum di tempat tersebut, diduga razia tersebut telah bocor dan petugas hanya bisa mengamankan tiga tersangka yang diduga mengkonsumsi narkoba.

Menurut Kasat reskrim AKP Devi Firmansyah yang langsung terjun kelokasi tempat razia menuturkan, seluruh pasangan yang tertangkap akan dibawa ke Polres guna pendataan. Dari pendataan ke 3 lelaki yang di amankan itu, lanjut Devi, petugas menemukan bukti yang mengarah ke pengkonsumsian narkoba.

"Mereka di aman kan oleh sat narkoba langsung saja konfirmasi ke kasat narkobanya, kalau tim saya kosong tidak berhasil mengamankan siapapun, semua kita suruh membuat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya. Razia ini akan terus kita lakukan guna memberantas penyakit masyarakat menjelang ramadhan," ujar Devi.

Selain itu razia dibeberapa lokalisasi tersebut kata Devi dilaksanakan untuk membersihkan kota Dumai dari tempat maksiat dan hal yang dapat mengganggu ummat muslim untuk beribadah.

"Kami sengaja menggelar razia ini. Tujuannya tidak lain untuk menciptakan kondisi yang aman tertib, dan tentram di saat bulan suci Ramadan ini. Sekaligus untuk menghormati umat muslim yang menjalankan ibadah Ramadan," tandasnya.(egy)

Parkir Berantakan Ganggu Lalu Lintas

DUMAI (VOKAL) - Tidak teraturnya tempat parkir kendaraan roda empat dan roda dua di sepanjang Jalan Raya Kota Dumai, membuat arus lalu lintas mengalami sedikit terganggu. Bila tidak diatur sedemikian rupa, ditakutkan akan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas (Laka lantas).

Tidak teraturnya, kendaraan yang parkir ini bisa kita lihat di beberapa jalan raya. Seperti di jalan Sultan Hasanuddin, Sudirman dan SS Kasim. Sementara itu, macetnya ruas jalan disetiap jalan, bukan hanya parkir yang tidak teratur, tapi juga diakibatkan kecilnya ruas jalan.

Pantauan Vokal, minggu (17/7), di lapangan tidak tertib dan teraturnya parkir kendaraan ini bisa kita lihat di Jalan Sudirman, depan Pasar Senggol. Dimana di area parkir ini, roda dua yang terparkir hingga berlapis dan membuat ruas jalan sempit.

Namun menariknya, parkir yang tidak pada tempatnya juga tampak di depan kantor Polres Dumai. Dimana parkir di Kantor orang yang tahu hukum ini amburadur dan tidak tertib.

Harusnya, depan Kantor Polres ini, seharusnya tidak boleh diparkirkan kendaraan, baik roda dua, maupun roda empat. Pasalnya, dengan keberadaan kantor yang berada di persimpangan, harusnya kendaraan tidak diperbolehkan parkir sekitar 50 meter kedepannya.

Karena bila diperbolehkan, akan menganggu kelancaran arus lalin. Bahkan kemungkinan buruknya adalah akan terjadi kecelakaan. Tidak hanya di depan kantor Polres saja, parkir amburadur dan sering membuat kemacetan juga terjadi di depan Toko Besta Jaya.
Di depan super market ini, hampir setiap malamnya terjadi kemacetan. Karena tidak teraturnya kendaraan yang parkir. Banyaknya parkir yang tidak tertib ini, dikeluhkan oleh warga yang melintasi jalan tersebut.

"Harusnya tiap persimpangan itu, tidak dibolehkan kendaraan berhenti. Apalagi sampai parkir di sekitar tempat itu. Karena hal itu bisa membuat macet arus lalu lintas saja," ujar, Adi, salah seorang warga Kota Dumai, yang sedang melintasi jalan Sudirman, kepada Vokal, minggu (17/7) siang.

Sementara itu, terkait amburadur dan tidak tertibnya parkir kendaraan di beberapa tempat di Kota Dumai, pihak terkait belum bisa dikonfirmasi di karenakan hari minggu seluruh instansi terkait sedang berlibur.(egy)