Minggu, 26 Juni 2011

Jalan Menuju Desa Geniot Bak kubangan Kerbau




>> Perlu Perbaikan sarana Moral dan Pendidikan

DUMAI (VOKAL) – Butuh Tekad yang kuat dan Keberanian yang besar untuk menuju sebuah desa terpencil yang sangat jauh dari pada wilayah kota, yang mana kondisi masyarakat nya saat ini sedang di selimuti ketakutan akibat selalu di datangi oleh binatang yang di sebut penduduk desa dengan Tuk Belang (Harimau...red), yang mana daerah tersebut terletak tepat di ujung kelurahan Basilam baru, kecamatan Sungai Sembilan, RT 014, RT 015, RT 016 Desa Genoit, Dumai Riau.

Untuk menempuh ke daerah terpencil itu para penduduk sekitar hanya dapat melaluinya dengan satu jalan Poros, selain menggunakan jalan poros tersebut, hanya bisa di lalui dengan menggunakan Kapal Boat para nelayan.

Namun satu-satunya jalan poros yang sangat dibutuh kan itu menurut pengakuan masyarakat pribumi yang sudah bertahun-tahun menetap di wilayah desa Genoit yang terpencil itu, dari awal dibukanya jalan untuk masyarakat sejak tahun 1990 hingga tahun 2011 seperti ini belum pernah tersentuh oleh dana anggaran pembangunan daerah (APBD), tidak heran sampai saat ini kondisi jalan masih seperti kubangan kerbau, yang terdiri dari seratus persen lumpur yang penuh lubang serta digenangi air.

“sejak awal dibukanya jalan poros untuk menuju desa ini, hingga kami belum pernah merasakan uang pemerintah yang di peruntukkan bagi perbaikan jalan,sedangkan masyarakat di sekitar ini sudah tergolong banyak sekitar ratusan Kepala Keluarga (KK), dan yang namanya jalan itu dimanapun sangat di butuhkan oleh masyarakat sekitarnya, karena 40 % sumber kehidupan kami bisa berjalan oleh bagus tidaknya infrastruktur jalan ini, dan bukan kubangan kerbau.” tutur Prayetno (64) salah seorang tokoh masyarakat yang menetap di desa Geniot tersebut kepada Vokal jumat (24/6) yang juga mengaku menempati wilayah tersebut dari tahun 1994 hingga tahun 2011 ini.

Selain infrasturktur jalan, kata Prayetno, di wilayah ini juga sudah sangat lama membutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang menyangkut kesehatan dan moral pendidikan bagi anak mereka yang masih usia dini.

Dari sarana kesehatan pihak pemerintah telah menyediakan Puskesdes (Pusat Kesehatan Desa) namun pengakuan dari sebagian besar penduduk desa Geniot, bahwa kantor Puskesdes di wilayah meraka itu sering tertutup akibat bidan atau dokternya sedang tidak di tempat. Oleh karena sering di tutupnya kantor Puskesdes itu masyarakat yang mempunyai bayi tidak pernah di Imunisasi dan yang sakit sangat sulit mendapat perawatan medis dengan segera.

Selain perbaikan menagement poskesdes warga juga meminta pihak pemerintah daerah agar mau membangun sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS) serta juga membangun Sekolah menegah Atas (SMA) atau Sekolah menengah Kejuruan (SMK), karena dilihat semakin meningkatnya perkembangan penduduk di wilayah desa Geniot, semakin membengkak.

Hingga saat ini sarana pendidikan yang ada di wilayah desa Geniot tersebut hanya tingkat Sekolah Dasar (SD) dan untuk sarana Sekolah SD nya juga Sangat tidak layak bagi para siswa dalam proses belajar dan mengajar.

Rusman (32) salah seorang warga Desa Geniot, kepada Vokal jumat (24/6) juga kembali menyebutkat, bahwa untuk sarana Moral pendidikan kami sangat berharap kepada pihak pemerintah yang terlibat, untuk dapat dengan segera meningkatkan mutu pendidikan khususnya di wilayah desa yang tengah di mangsa Tok Belang tersebut, karena penduduk mengakui dalam kurun waktu berapa tahun ini jumlah penduduk di Dumai ini semakin bertambah.(egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar