Selasa, 19 Juli 2011

Disdik Diharapkan Tidak Membual


* Janji Kembalikan Uang Biaya Masuk Sekolah
* Khusus Siswa Tak Mampu


DUMAI (VOKAL)
– Janji Dinas Pendidikan (Disdik) Dumai untuk siap mengembalikan uang biaya masuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sudah dikeluarkan orangtua murid. Menyusul rencana pencairan dana sebesar Rp. 1.2 Miliar dari program gabungan Corporate social responsibility (CSR) sejumlah perusahaan di Kota Dumai di harapkan tidak hanya membual.

Pasalnya banyak penuturan dari disdik yang tak sesuai dengan realitanya di lapangan seperti sekolah-sekolah khususnya, selain itu juga di harapkan Dissik bias mengawasi langsung jika memang pengembalian uang orang tua murid yang tidak mempu tersebut.

“Jika memang nantinya itu terealisasi saya harap apa yang di katakana Disdik bisa sesui dengan realitanya di lapangan seperti sekolah-sekolah di harapkan bisa menjalankan amanat disdik tersebut sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan,”kata Roma (28) salah seorang orang tua murid SD 007 Srilanggam, Jalan Jendral Sudirman Gang Srilanggam, kepada Vokal saat di temui di perkarangan sekolah selasa (19/7).

Namun sebelumnya kepala dinas pendidikan kota Dumai menjanjikan siap untuk mengembalikan uang orang tua murid yang sudah terpakai untuk biaya masuk anak sekolahnya baik untuk SD maupun tingkat SMP.

"Jika uangnya sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah, saya berjanji biaya yang sudah dibayarkan orangtua ke sekolah itu pasti akan dikembalikan lagi. Pihak sekolah harus mengembalikan biaya masuk kepada orangtua siswa," ujar Kepala Dinas Pendidikan Dumai, Syaari ditemui Vokal diacara Doa Bersama Menyambut Bulan Suci Ramadhan di Rumah Dinas Walikota, Minggu (17/7) malam.

Syaari menambahkan besarnya jumlah pengembalian biaya yang sudah dibayarkan itu, bisa jadi tidak seluruhnya uang orang tua murid tersebut dikembalikan paling hanya sekitar 70 sampai dengan 80 persen saja, Mengingat anggaran yang ada tidak mencukupi untuk semua siswa miskin.

"Mungkin jika ada yang bayar Rp. 400 ribu, maka Rp.300 ribu nya dikembalikan. Kita singkronkan dulu besarnya anggaran dengan jumlah siswa tak mampu yang ada disetiap sekolah," ujar Mantan Kadisdik Kabupaten Bengkalis itu.

Untuk saat ini, kata Syaari, pihak Disdik masih menggodok data siswa dari keluarga miskin. Pasalnya, program CSR gabungan perusahaan ini hanya diperuntukan bagi masyarakat miskin yang sudah masuk dalam data Pemko Dumai.

"Mungkin satu bulan kedepan data siswa tak mampu disetiap sekolah, akan dirampungkan. Jika nama-nama siswanya sudah jelas maka baru kita salurkan," ujar pejabat yang baru beberapa hari menduduki kursi tertinggi di dinas pendidikan, yang diangkat saat mutasi 140 pejabat di kota Dumai tersebut.

Awal tahun 2011, Pemko Dumai telah resmi membentuk Forum CSR gabungan seluruh perusahaan. Salah satu produk bantuanya mengalokasikan dana pendidikan untuk siswa miskin.

Memasuki tahun ajaran baru lalu, mencuatlah wacana pencairan dana CSR sekitar Rp. 1.2 Miliar untuk pendidikan, Sesuai penjelasan Kadisdik sebelumnya, Affifudin, dana itu siap mensubsidi biaya masuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) khusus untuk murid dari keluarga tak mampu ditingkat SD dan SMP.

"Tentunya, nama orang tua mereka harus tercantum dalam data rumah tangga miskin (RTM). Semua biaya masuk sekolah, mulai dari biaya baju seragam, kegiatan selama setahun digratiskan dengan subsidi dari dana CSR itu,"ujar Affifudin.

Hingga proses PPDB 2011 berakhir, kabar pendistribusian dana CSR itu belum juga dinikmati orangtua murid. Pihak sekolah masih mematok orangtua untuk melunasi biaya PPDB.

"Karena saya baru memimpin, secara teknis program ini akan saya pelajari dulu. Yang jelas, saya berjanji jika data sudah lengkap dan uang ada. Maka, biaya masuk akan dikembalikan lagi ke orangtua siswa,"janji Syaari. (egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar