Kamis, 21 Juli 2011

Satu Keluarga Terkena HIV/AIDS di Dumai


>> Sejak Tahun 2000-2011 4 Keluarga Positif


DUMAI (VOKAL)
– Penyakit masyarakat selalu menjadi pemicu tertular penyakit yang mematikan Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS), yang kerap berjangkit kepada para lelaki yang suka tukar pasangan dan lalu berhubungan dengan istri, akibatnya anak yang di lahirkan juga berpotensi terkena HIV/AIDS.

"Zh diketahui menderita HIV setelah dirinya meninggal dunia pada awal 2011 lalu, dankemudian pihak kesehatan memeriksa istri dan ke dua anaknya ternyata seluruh keluarga nye positif terkena HIV/AIDS.”kata Marjoko Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) kota Dumai kepada Vokal kamis (21/7) usai menghadiri HUT Koperasi di Bukit Gelanggang Dumai.

Menurut Marjoko, jika sang ayah sudah selalu berganti-ganti pasangan maka di sarankan untuk memeriksa ke puskesmas atau ke dokter apakan terkena HIV atau tidak, jika nantinya terjangkit dan kemudian berhubungan sama istri maka anak yang dikandung sang istri berpotensi terkena HIV/AIDS.

Maka dari itu kata marjoko jika sang istri sudah terjangkit HIV di saran kan untuk tidak hamil lagi karena di takutkan jika kembali hamil maka akan berpotensi melahirkan anak yang juga terjangkit HIV/AIDS.

“hingga saat ini kita terus memantau keluarga yang di ketahui terkena HIV/AIDS tersebut dan kita juga menyarankan untuk sang ibu tidak lagi hamil jika nantinya kembali bersuami namun jika tetap harus hamil maka mesti selalu dalam pengawasan dokter.”kata Marjoko.

Ada beberapa hal yang dapat terjangkit HIV/AIDS diantaranya, 5 Hal yang bisa memicu penularan HIV AIDS:
1. Hubungan seks, terutama melalui anus (anal)
Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Lakukan hubungan seks yang aman.
2. Penggunaan bersama jarum suntik yang terkontaminasi oleh pemakai narkoba atau perawatan kesehatan
Jarum suntik yang sudah dipakai bisa mengandung cairan dari pemakainya. Kebiasaan seperti ini yang banyak digunakan pemadat. Padahal jarum suntik hanya sekali pakai.
3. Transfusi darah
Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat.
4. Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui
Ibu hamil yang punya penyakit HIV berisiko tinggi menularkan ke bayinya saat masa hamil, bersalin dan menyusui.
Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI.
5. Terjadinya luka akibat pemakaian benda yang bersamaan seperti silet, pisau cukur juga bisa menularkan HIV. Jadi hindari penggunaan barang-barang seperti itu bergantian, lebih baik punya sendiri, kecuali benda-benda itu sudah disterilkan(egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar