Kamis, 21 Juli 2011

Waspada! Pisau Cukur Berpotensi Tularkan HIV/AIDS

>> 3 Penyebab Tertular HIV/AIDS


DUMAI (VOKAL)
– Hati-hati ketika memotong rambut di jasa pemangkasan rambut. Penggunaan pisau cukur secara bergantian berpotensi menularkan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS), karena banyak cara untuk bisa tertular penyakit yang mematikan seperti HIV / AIDS, salah satunya terdapat pada pisau cukur yang kerap di unakan para tukang pangkas.

Penularan bisa terjadi melalui darah penderita HIV/AIDS yang terdapat pada pisau cukur itu saat terjadi luka, jika kemudian dalam waktu dekat digunakan orang lain.

Menurut Marjoko Santoso, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) kota Dumai yang berfokus pada penanggulangan dan mitra penderita HIV/AIDS, rabu (21/7), jika pisau cukur yang membawa darah penderita itu melukai kulit kepala orang lain, maka rentan terjadi penularan.

Karena itu, perlu diwaspadai jika terjadi "kecelakaan kecil" berupa luka akibat tersayat pisau cukur. "Kita sendiri, bahkan bisa jadi tidak pernah tahu, bahwa sedang telah mengidap HIV/AIDS, lalu menularkannya kepada orang lain, dengan cara yang sebenarnya sepele," ujar Marjoko Santoso Kadiskes kota Dumai rabu (21/7).

Dia pun menyarankan, jika hendak memangkas rambut, baiknya menyediakan sendiri peralatan pisau cukur. Penularan dengan cara kontak darah dari luka terbuka, selama ini belum banyak diketahui masyarakat awam.

Berjubelnya pelanggan yang antre di tempat pangkas rambut barang kali sudah menjadi pemandangan lumrah. Padahal, tempat pangkas rambut semacam ini sangat riskan menularkan penyakit, salah satunya adalah HIV/AIDS.

Menurut Marjoko, virus mematikan yang belum ditemukan obatnya ini dapat menular melalui tiga cairan. Yakni darah, carian sperma pada pria, dan cairan vagina pada wanita.

“Khusus untuk tempat pangkas rambut, berpotensi menularkan HIV/AIDS melalui darah, Hal ini terjadi apabila pisau cukur (kurisan), yang digunakan tidak steril, Penularan bisa terjadi apabila pisau tersebut melukai pelanggan ODHA (orang dengan HIV/AIDS), Darah yang menempal pada pisau cukur sangat rentan menularkan HIV/AIDS kepada pelanggan lain Apabila sang pelanggan juga terluka oleh pisau yang sama.”tutur Marjoko.

Kendati demikian, bukan berarti pelanggan harus takut masuk salon maupun tempat pangkas rambut di pinggir jalan. Jalan paling aman adalah dengan cara membawa pisau cukur sendiri, dan bagi para tukang cukur agar selalu mamastikan steril atau tidak nya pisau cukur yang akan di gunakan.

“Saya yakin para tukang pangkas rambut selalu membersihkan peralatannya sebelum mulai bekerja. Selain itu, peluang penularan HIV/AIDS melalui pisau cukur sangat kecil presentasenya, bahkan bisa dikatakan jarang,” paparnya.

Dilain pihak, perdebatan mengenai penularan HIV/AIDS melalui pisau cukur hingga saat ini masih terjadi. Sebagian kalangan menilai, pisau cukur aman dari HIV/AIDS. Namun dilain pihak, ada pula kalangan yang gencar melakukan sosialisasi kepada tukang cukur. Terkait bahaya penularan HIV/AIDS melalui alat cukur.

Namun kata Marjoko, Banyak masyarakat dan tukang cukur yang kurang paham, jika penggunaan pisau cukur secara bergantian berpotensi menularkan HIV/AIDS.(egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar