Selasa, 02 Agustus 2011

BMKG Deteksi 204 Titik Api di Riau

>> Kabut Asap Buat Kwalitas Udara di Dumai Memburuk
>> Ribuan Masyarakat Dumai Terancam Terkena Ispa


DUMAI (VOKAL)
– Kusus untuk Riau saat ini selasa (2/8) Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Pekanbaru, mendeteksi sebanyak 204 titik api di Riau, dan akibat nya selasa ini hampir seluruh wilayah Riau di selimuti kabut Asap.

Kesemua titik api yang berjumlah 204 tersebut hampir tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau meliputi Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 49 titik api, Siak 32, Bengkalis 29, Pelalawan 24 dan Rokan Hulu serta Indragiri Hulu masing-masing 17 titik api.

Kusus untuk wilayah Kota Dumai terdapat sebanyak 15 titik api, Kabupeten Kampar 12 dan Indragiri Hilir enam serta Kabupaten Kuantansinginsi terdeteksi ada tiga titik api.

"Sementara untuk dua wilayah lainnya yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dan Pekanbaru tidak terdeteksi kemunculan titik api, namun tetap akan terkena dampak kabut asap sisa dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah lainnya,"kata Analis Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Riau di Pekanbaru, Marzuki, saat dihubungi via telepon, Selasa (2/8).

Ironisnya untuk kawasan Sumatra BMKG menguraikan saat ini di Sumatera terdapat sedikitnya 267 titik api atau "hot spot" dengan produksi asap yang dipastikan jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.

"Kita prediksi, produksi asap terbesar itu berada di Provinsi Riau mengingat kemunculan titik api terbanyak berada di sini dengan jumlah yang mencapai 204 titik atau sekitar 70 persen dari total 'hot spot' di Sumatera

Produksi asap Riau tersebut menurut Marzuki juga mengakibatkan sebagian besar wilayah di sana khususnya yang terdapat titik api akan terselimuti kabut asap tebal dengan prediksi sisa jarak pandang maksimal 1.000 meter.

”sisa titik api lainnya di Sumatera atau sekitar 62 hot spot terdeteksi oleh satelit cuaca "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA) 18 berada di Provinsi Lampung sebanyak empat, kemudian Aceh dan Bengkulu masing-masing lima, Sumatera Selatan tujuh, Sumatera Barat sembilan dan Sumatera Utara 16 serta Jambi sebanyak 17 "hot spot".terangnya.

Menurut Marzuki, jumlah titik api yang terdeteksi satelit pada Senin (1/8) ini jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya Minggu 31/7 kemarin yang hanya kurang dari 30 titik api di Sumatera, sementara untuk Riau ada sekitar 12 titik.

Jauh meningkatnya titik api di Sumatra khususnya Riau ini katanya disebabkan maraknya kebakaran dan pembakaran hutan dan lahan sehingga menyulut besarnya kemunculan asap yang saat ini terbukti telah menyelimuti sebagian besar wilayah Riau termasuk Kota Dumai dan Pekanbaru.

"Kita mengimbau masyarakat untuk menghentikan aktivitas bakar membakarnya, sebaiknya juga dilintas sektoral dilakukan pengawasan sebelum titik api terus bertambah dan meningkatkan jumlah produksi asap Sumatera terutama untuk Riau,”pintanya.

Sementara akibat dari sekian banyak titik api tersebut yang terdeteksi kwalitas udara di Dumai saat ini semakin memburuk, menurut laporan hasil pendeteksian ISPU terdapat 164 polutan standar indeks (PSI), yang mana artinya udara di Dumai sangat tidak baik untuk di konsumsi.

“menurut laporan dari ISPU PT Chevron, pada selasa (2/8) sekitar pukul 7.00 WIB pagi terdeteksi 164 Polutan Standart Indeks kwalitas udara yang berarti memburuk.”kata Kepala Dinas Kesehatan Marjoko Santoso, kepada Vokal selasa (2/8).

Selain itu bahayanya kabut asap yang menimpa wilayah Dumai saat ini bercampur partikel debu putih yang sangat berpotensi menyebabkan penyakit ISPA, oleh karena itu ribuan masyarakat kota Dumai berpotensi terserang penyakit ISPA.

“kita menghimbau agar warga mengurangi aktifitas di luar rumah jika tidak penting, dan jika memang penting hendaknya memakai masker.”himbau Marjoko Santoso.(egy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar